pada suatu hari, tikus-tikus berkumpul dan menggelar seminar akbar. Tujuannya untuk mencari masukan tentang cara yang efektif menghadapi ancaman kucing. Lalu, kata Sahibul Hikayat, seluruh peserta seminar sepakat untuk membikin ''kalung krincingan'' buat si kucing, musuh bebuyutan mereka, agar langkahnya dapat dideteksi, dan tikus-tikus pun mudah menyelamatkan diri.
Namun, suasana seminar tikus ini menjadi agak tegang ketika pembahasan sampai pada pertanyaan, ''Siapa di antara mereka yang berani memasang kalung itu ke leher si kucing?'' Seluruh peserta terdiam dan tak satu pun bersedia menyanggupinya. Dari kisah ini lalu muncullah ungkapan Arab, ''Ma ashal al-kalam wa ma ash'ab al-'amal Betapa mudah berkata, dan betapa sulit mewujudkan perkataan itu''.
Kenyataan seperti di atas, sering kita saksikan dalam kehidupan di sekeliling kita. Kita sering melihat orang yang perkataannya di depan forum begitu mempesona, menarik hati, dan mengundang tepuk tangan meriah. Sayangnya, tak jarang semua itu sekadar ucapan dan isapan jempol. Allah SWT pernah mengingatkan Nabi SAW perihal orang seperti ini.
''Dan di antara manusia ada yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya atas kebenaran isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling keras.'' Q. S. 2: 204.
Ayat ini, turun berkenaan dengan olah Akhnas bin Syarik, seorang yang menyatakan keislamannya secara terbuka di depan Nabi SAW dan kaum Muslimin. Tapi, ia sesungguhnya seorang munafik, yang perkataannya tak sesuai dengan perbuatannya.
Sikap mental hipokrit dan budaya semangat forum yang dualistik, seperti diperlihatkan Akhnas, sungguh sangat tidak sejalan dengan nilai-nilai keislaman. ''Mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat. Sungguh besar murka Allah bila kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.'' Q.S. 61: 2-3. Tidak heran bila Nabi SAW selalu mengingatkan agar kita berkata benar atau berdiam diri.
Pada suatu hari Nabi SAW kedatangan seorang tamu yang kelihatannya cukup beken. Dalam pembicaraannya dengan Nabi, orang itu selalu berusaha untuk mengungguli setiap kata yang diucapkan oleh beliau.
Setelah orang itu berlalu, Nabi SAW berkata kepada para sahabatnya, ''Allah SWT tidak suka kepada orang tadi dan orang-orang lain yang serupa. Mereka terlalu biasa memutar-balikkan lidahnya kepada setiap orang, seperti sapi di tempat gembalaan. Dan seperti itu pula Allah kelak akan memutar-mutarkan lidah dan wajah mereka dalam api neraka.''
Namun, suasana seminar tikus ini menjadi agak tegang ketika pembahasan sampai pada pertanyaan, ''Siapa di antara mereka yang berani memasang kalung itu ke leher si kucing?'' Seluruh peserta terdiam dan tak satu pun bersedia menyanggupinya. Dari kisah ini lalu muncullah ungkapan Arab, ''Ma ashal al-kalam wa ma ash'ab al-'amal Betapa mudah berkata, dan betapa sulit mewujudkan perkataan itu''.
Kenyataan seperti di atas, sering kita saksikan dalam kehidupan di sekeliling kita. Kita sering melihat orang yang perkataannya di depan forum begitu mempesona, menarik hati, dan mengundang tepuk tangan meriah. Sayangnya, tak jarang semua itu sekadar ucapan dan isapan jempol. Allah SWT pernah mengingatkan Nabi SAW perihal orang seperti ini.
''Dan di antara manusia ada yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya atas kebenaran isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling keras.'' Q. S. 2: 204.
Ayat ini, turun berkenaan dengan olah Akhnas bin Syarik, seorang yang menyatakan keislamannya secara terbuka di depan Nabi SAW dan kaum Muslimin. Tapi, ia sesungguhnya seorang munafik, yang perkataannya tak sesuai dengan perbuatannya.
Sikap mental hipokrit dan budaya semangat forum yang dualistik, seperti diperlihatkan Akhnas, sungguh sangat tidak sejalan dengan nilai-nilai keislaman. ''Mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat. Sungguh besar murka Allah bila kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.'' Q.S. 61: 2-3. Tidak heran bila Nabi SAW selalu mengingatkan agar kita berkata benar atau berdiam diri.
Pada suatu hari Nabi SAW kedatangan seorang tamu yang kelihatannya cukup beken. Dalam pembicaraannya dengan Nabi, orang itu selalu berusaha untuk mengungguli setiap kata yang diucapkan oleh beliau.
Setelah orang itu berlalu, Nabi SAW berkata kepada para sahabatnya, ''Allah SWT tidak suka kepada orang tadi dan orang-orang lain yang serupa. Mereka terlalu biasa memutar-balikkan lidahnya kepada setiap orang, seperti sapi di tempat gembalaan. Dan seperti itu pula Allah kelak akan memutar-mutarkan lidah dan wajah mereka dalam api neraka.''
1 komentar:
sangat bermanfaat..thanks
Posting Komentar